Film anak ini menceritakan sebuah kisah dari pedalaman Sulawesi Tenggara, lebih tepatnya Kabupaten Muna. Mengangkat kisah pendidikan anak yang jauh dari kata layak, bahkan ada dialog yang menyebutkan bawah kelas tempat mereka belajar seperti “kandagg sapi”
Sekolah tempat mereka belajar tidak memiliki lantai, jendela, bahkan pintu. Nama sekolah itu SD Towea, lokasinya di pinggir pantai, rumah mereka saling berjauhan, bahkan ada beberapa anak yang harus menyeberang jembatan yang sudah sangat rapuh.
Terdapat 5 orang sahabat, diantaranya Nia, Yanti, Azka, Inal, dan Ondeng. Mereka semua adalah contoh persahabatan yang tulus, walau Ondeng memiliki keterbatasan mental, juga Inal yang tidak bisa melihat, mereka saling membantu satu sama lain.
Setiap hari, Ondeng selalu menunggu 4 sahabatnya di depan jembatan reyot, untuk memastikan sahabatnya dapat menyeberang dengan selamat. Bahkan Ondeng memiliki cita-cita untuk membuatkan jembatan untuk mereka.
Guru yang mengajar di sana hanya ada satu, beliau memberikan kabar baik, bahwa anaknya Aida sudah lulus dari perguruan tinggi, akan datang membantunya mengajar.